Foto: Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Solok Selatan, AKP Ulil Riyanto tewas ditembak oleh rekannya sesama polisi, AKP Dadang Iskandar ...
![]() |
| Foto: Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Solok Selatan, AKP Ulil Riyanto tewas ditembak oleh rekannya sesama polisi, AKP Dadang Iskandar pada Jumat (22/11/2024) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB. |
SUMATERA BARAT|RiauWicara.com - Solok Selatan adalah salah satu wilayah yang paling banyak ditemukan tambang ilegal. Menurut catatan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi pada 2020, wilayah ini telah kehilangan tutupan hutan sebanyak 4.795 hektare akibat tambang ilegal. Jumlahnya pun masih terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya.
Baru-baru ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Solok Selatan, AKP Ulil Riyanto tewas ditembak oleh rekannya sesama polisi, AKP Dadang Iskandar pada Jumat (22/11) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB Dadang yang menjabat sebagai kepala bagian operasional diduga bertentangan dengan penindakan yang dilakukan Ulil terhadap tambang yang diduga ilegal di wilayah Solok Selatan.
“Saat melakukan kegiatan [penindakan] ini, tanpa diduga sebelumnya, salah satu perwira dalam posisi kontra terhadap penegakan hukum,” ujar Kapolda Sumatra Barat Inspektur Jenderal Suharyono dalam konferensi pers di Padang, Jumat (22/11/2024).
Pun, Suharyono mengatakan motif penembakan ini masih didalami lebih lanjut. Namun yang jelas, AKP Ulil belakangan sedang menangani penertiban tambang-tambang jenis galian C yang diduga ilegal di wilayah hukum Polres Solok Selatan.
“Beberapa di antaranya memang berizin, tapi kami juga sedang mendalami sampai detik ini yang dapat [dilakukan lewat] upaya hukum apakah yang berizin atau tidak berizin. Dari beberapa, kami akui ada izin. Di satu sisi, itu memunculkan pro kontra saat penegakan hukum itu dilakukan,” kata Suharyono.
Menurutnya, AKP Dadang berada dalam posisi menentang dengan penegakan hukum yang dilakukan Ulil dan timnya.
“Ini sesuatu yang tidak kami duga karena awalnya penegakan hukum ini sudah kami apresiasi, bahkan AKP Ulil ini sudah kami beri penghargaan,” tuturnya.
Suharyono mengaku sudah dua kali bertemu dengan AKP Ulil di rumah. Menurutnya, Ulil juga telah mendapat apresiasi atas prestasinya Ulil menindak tambang galian C yang diduga ilegal.
Ulil sendiri baru bertugas di Polres Solok Selatan selama kurang lebih satu tahun, sedangkan Dadang sudah menjadi penjabat sementara di sana selama tiga tahun.
Soal dugaan apakah AKP Dadang membekingi tambang ilegal, Suharyono mengatakan masih prematur. “Kami belum mengatakan mana yang beking mana yang tidak, itu belum, itu masih terlalu prematur. Ini baru kita sampaikan peristiwanya benar terjadi, dan ada perwira kami meninggal dunia," katanya.
Sebanyak lima orang telah diperiksa sejauh ini, termasuk dua orang yang menangani kasus tambang ilegal bersama Ulil. Selain itu, Suharyono mengatakan, ia juga akan memeriksa Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti.
"Karena sebagai komandannya langsung, pastinya tahu persis bagaimana stafnya, kinerjanya, atau conflict of interest, kami mendalami itu. Mohon waktu kami nanti diinfokan setelah ini," jelasnya.
Soal kasus ini, Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Kapolda Sumbar, Suharyono mengusutnya sampai tuntas. "Saya minta untuk mendalami motifnya. Namun, yang jelas, saya sudah perintahkan agar kasus itu diproses tuntas," kata Listyo.
Ia juga membantah pembunuhan polisi oleh polisi ini dilatarbelakangi konflik internal. "Saya kira bukan masalah konflik internal ya. Proses sudah didalami, Propam Polri kita turunkan," jelasnya.
Di lain sisi, Bareskrim Mabes Polri juga ikut menyelidiki kasus penembakan yang dilakukan Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar terhadap Kasat Reskrim APK Ulil Riyanto Anshari. "Tim kita sudah berangkat [ke lokasi] baik dari Inafis dan Dittipidum," kata Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada.

COMMENTS